Minggu, 16 Januari 2011

STRES DAN KONFLIK


(Pengertian, Unsur-unsur, Jenis, Sebab, Strategi penyelesainya dan Kaitan dengan Pendidikan Islam)

Oleh :
SUYONO
NING AISYAH

A.    PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat kita pungkiri bahwa seiring berkembangnya kebutuhan, seiring cepatnya mobilitas kehidupan banyak kita jumpai orang-orang disekitar kita yang tidak sanggup bertahan menghadapi kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam kehidupannya, bahkan tak luput mereka yang berhasil pun terkadang hanyut, takut kegagalan akan menimpanya. Orang-orang yang gagal, tertimpa musibah, tak mampu bersabar lantas keluh kesah pun menjadi semacam obat penawar kegelisahannya, walaupun itu tak membuatnya merubah keadaan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, membuat dia semakin tenggelam dalam kegagalan. Lalu timbulah penyakit dan masalah baru dalam dirinya, “stres”. Stres kerap melanda dalam kehidupan, terlebih di saat seperti ini, dimana kesibukan baik pada pekerjaan maupun keluarga, seolah tak ada putusnya. Berbagai masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan terkadang membuat kita merasa terbebani dan menjadi stress. Stres memang suatu hal yang sulit dihindari, tapi bukan berarti hal tersebut tidak bisa diatasi
Selama kita hidup, stres tidak akan pernah bisa kita hindari. Terimalah bahwa dalam hidup kita selalu akan muncul yang namanya stres. Tidak ada seorangpun yang bisa secara total menghindari stres.
Begitu juga dengan konflik, tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
      2. Rumusan Masalah
              Dari fenomena di atas, terdapat beberapa fokus masalah yang penulis akan    paparkan, yaitu :
                                                           1
a.       Apa pengertian stress dan konflik.
b.      Unsur-unsur apa saja dalam stress dan konflik
c.       Jenis-jenis stress dan konflik
d.      Sebab-sebab apa saja pada stress dan konflik
e.       Bagaimana strategi penyelesaian stress dan konflik
f.       Bagaiamana mengatasi stress dan konflik dalam kaitan dengan pendidikan Islam
3. Tujuan Penulisan Makalah
Untuk menjawab beberapa focus permasalahan diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.       Untuk mengetahui pengertian stress dan konflik
b.      Untuk mengetahui unsure-unsur stress dan konflik
c.       Untuk mengetahui jenis-jenis stress dan konflik
d.      Untuk mengetahui sebab-sebab stress dan konflik
e.       Untuk mengetahui strategi penyelesaian dalam stress dan konflik
f.       Untuk mengetahui mengatasi stress dan konflik dalam kaitan dengan pendidikan Islam








                                                                  2

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Stres dan Konflik
a.       Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya seseorang tersebut dapat mengganggu kinerja. Mereka yang stress menjadi mudah marah, dan agresi, tidak relaks, atau menunjukkan sikap tidak kooperatif. Dan pada akhirnya seorang yang stress imannya tidak kuat pelariannya adalah minum-minuman keras dan atau merokok secara berlebihan.  
Sedangkan menurut Dr.AA.Anwar Abu Mangku Negara stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.  
Berdasarkan definisi di atas, stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan di atas, lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja..
Stres merupakan proses dalam diri individu ketika menghadapi suatu ancaman  atau penderitaan, dan bentuknya berupa respon-respon fisiologis, emosi, kognitif, atau pun perilaku. Pemicu munculnya stres ini ada hal-hal
  T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2, hal.200
  Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan” peneribit Rosda Karya Bandung, 2009, hal.157.
                                                                              2
yang negatif, dan bisa pula hal-hal yang positif. Peristiwa-peristiwa yang sifatnya negatif misalnya bila seseorang harus menghadapi krisis hidup yang berkepanjangan. Peristiwa yang sifatnya positif misalnya, ketika orang dihadapkan pada suatu peristiwa penting dalam hidup yang dapat mengubah kehidupan seperti  menikah, dapat undian, dan sebagainya. Tidak seorang pun yang hidup di dunia ini bebas dari stres. Bahkan bila tidak mendapatkan stres, kadangkala orang malah mencari situasi yang penuh stres. Misalnya seorang pendaki gunung. Dengan stres ini orang akan tertantang untuk menghadapi situasi, sehingga akan mendapatkan sesuatu sesuatu yang baru.   
 Menurut T. Handoko, Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Sedangkan berdasarkan definisi kerjanya, pengertian dari stress adalah :
a.  Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau      proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan ( lingkungan ), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
 b.  Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi  lingkungannya sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala
   Suryanto ”Stress Management Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
 T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2, hal.200

                                                          3
stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stress dapat juga membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress yang dialami oleh karyawan tersebut.  Adapun menurut Robbins stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.  
             Dengan demikian pengertian stres mengacu dari berbagai pendapat diatas adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja seseorang.
  2. Pengertian konflik
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang  diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan dengan kenyataan apa yang diharapkan.. Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih antara anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegitan  kerja/ atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. 
Selain definisi konflik diatas,  banyak defrinisi yang dikemukakan oleh para tokoh adalah sebagai berikut :
 T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 1997, hal.201-202

Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan” peneribit Rosda Karya Bandung, 2009, hal.155.
T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2, hal.236               4
a.Menurut Nardjana, Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
b.Menurut Killman dan Thomas, konflik merupakan kondisi terjadinya  ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitaskerja.
c.Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn mendefiniskan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah:Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another,yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
d.Stoner,  Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
e.Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai berikut:
1). Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok   satu sama lain. 2). Keadaan atau perilaku yang bertentangan. 
2.    Unsur-unsur stress dan konflik
       a. Unsur-unsur Stres 
Jurnal Manejemen “Manejemen Konflik: Definisi, ciri, Sumber, dampak dan strategi mengatasi konflik.(http://jurnal-sdm-blogspot.com/search/label/Manajemen Konflik.)
                                                                     5
Bila ditinjau dari peristiwa stres, dapatlah diidentifikasi secara garis besar unsur-unsur stres yang terkandung  di dalamnya. antara lain:
1.      Stressor, unsur yang merupakan sumber dari stres. Betuknya dapat                     struktur sosial, peristiwa hidup, lingkungan fisik,
2.      The Stressed. Yaitu orang yang mengalami stres. Kondisi stres  ini dapat dilihat dari respon individu terhadap sumber stres. Respon ini bisa psikologik, dan bisa pula fisiologik.
3.      Transaction. Unsur ini menggambarkan adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara orang yang sedang stres dengan keadaan yang penuh stres. Melalui transaksi ini akan memungkinkan seseorang melakukan usaha penyesuaian diri yang terus-menerus antara orang yang mengalami stres dengan hal-hal yang mendatangkan stres. 

b. Unsur-unsur Konflik
Menurut Wijono Ciri-ciri Konflik adalah : 1). Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan. 2). Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan. 3). Munculnya interaksi yang seringkali ditandai  oleh  gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan.4).Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut. 5). Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.  
    Suryanto ”Stress Management” Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
 Jurnal Manejemen “Manejemen Konflik: Definisi, ciri, Sumber, dampak dan strategi mengatasi konflik.(http://jurnal-sdm-blogspot.com/search/label/Manajemen Konflik.)
                                                                   6
3.Sebab-Sebab Stres dan Konflik
   a. Sebab-sebab Stres
T. Hani Handoko memaparkan  ada dua kategori penyebab terjadinya stress,  yaitu on-the job dan off-the job.
1.      Penyebab stress dari dalam ( on-the job).
Sebab-sebab stress dari dalam adalah :
a.       Beban kerja yang berlebihan.
b.      Tekanan atau desakan waktu.
c.       Kualitas supervise yang jelek.
d.      Iklim politis yang tidak  nyaman.
e.       Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai.
f.       Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab.
g.      Kemenduaan peranan.
h.      Frustasi.
i.        Konflik antar probadi atau kelompok.
j.        Perbedan anatara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
k.      Berbagai bentuk perubahan.
2.      Penyebab stress dari luar (of-the job)
      Penyebab stress dari luar perusahaan sebagai berikut :
a.       Kekuatan financial
b.      Masalah yang bersangkutan dengan anak.
c.       Masalah-masalah fisik.
d.      Masalah-masalah perkawainan (misalnya paerceraian).
e.       Peruabahan tempat tinggal
f.       Dll.
T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2, hal.201
                                                                                   7

            Sedangkan Cooper dan Davidson  membagi penyebab stres dalam pekerjaan menjadi dua, yakni: 1) Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun keadaan di dalam perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan, konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan. 2) Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.
Penyebab stress menurut Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat,waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan yang frustasi dalam kerja. 

b.      Faktor penyebab konflik

Faktor penyebab konflik adalah :

·         Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.                                                               
·         Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
·         Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·         Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
            Menurut Stevenin  ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar pribadi dalam organisasi misalnya adanya: 1). Pemecahan masalah secara sederhana. Fokusnya tertuju pada   penyelesaian masalah dan orang-orangnya tidak mendapatkan perhatian utama

Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan” peneribit Rosda Karya Bandung, 2009, hal.156
                                                           8

2). Penyesuaian/kompromi. Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya. Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan kepada manajer. Kadang-kadang kedua pihak tetap tidak puas.
3). Tidak sepakat. Tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan. Mengambil sikap menjaga jarak. Sebagai manajer, manajer perlu memanfaatkan dan menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.
4). Kalah/menang. Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasanorang lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk memenangkan pertarungan.5). Pertarungan, Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun menguasai akal sehat.Orang-orang saling berselisih. 6) Keras kepala. Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”.Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.
7). Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan.
 
T. Handoko menyebutkan  penyebab konflik adalah sebagai berikut :
o   Komunikasi, salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasiyang mendua dan tidak lengkap, serta individu manajer yang tidak konsisten.

 Jurnal Manejemen “Manejemen Konflik: Definisi, ciri, Sumber, dampak dan strategi mengatasi konflik.(http://jurnal-sdm-blogspot.com/search/label/Manajemen Konflik.)
                                                                  9
o   Struktur, Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan atau system penilaian yang bertentangan, persangian untuk memperebutkan summer-daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua kelompok kerja atau lebih untuk mencapai tujuan mereka.
o   Pribadi, ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai social pribadikaryawan dengan prilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi. 
4. Jenis-jenis Stres dan Konflik
     a.Jenis-jenis Stres.
    Bila ditinjau tipenya,  stres dalam diri seseorang itu  bisa dikategori dalam beberapa tipe berikut:
·         Frustrasi. Frustrasi  terjadi bila seseorang merasa terancam atau terhambat dalam mencapai tujuan. Bentuk umum yang seringkali terjadi dari tipe ini adalah kegagalan seseorang atau kehilangan kesempatan untuk meraih sesuatu yang diinginkan.
·         Konflik.  Konflik terjadi bila seseorang dihadapkan pada dua atau lebih persoalan secara bersama-sama. Biasanya tingginya konflik berhubungan dengan tingginya tingkat kecemasan, depresi dan simptom-simptom fisik.     
·         Perubahan. Perubahan hidup biasanya menunjukkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga mereka dituntut untuk melakukan penyesuaian diri. Tidak semua orang yang mengalami perubahan hidup mudah menyesuaikan diri. Kalau penyesuaian diri berhasil tidak masalah, tetapi bila penyesusian diri itu gagal, problema baru akan timbul. Tidak jarang perubahan hidup menjadikan seseorang semakin menderita. Biasanya orang yang tidak mau berubah itu umumnya orang yang tidak mau direpotkan oleh perubahan itu sendiri.
T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2, hal.201                10
·         Tekanan (Pressure)Tekanan (pressure) biasanya berupa harapan-harapan atau kebutuhan-kebutuhan yang harus dicapai seseorang. Biasanya tekanan ini ini muncul karena orang dituntut baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain untuk melakukan suatu kegiatan yang menjadi tanggung jawab kita.  
           b.Jenis-jenis konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 5 macam :
·         konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·         konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
·         konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
·         konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
·         konflik antar atau tidak antar agama
·         konflik antar politik.
Menurut Wijono ada tiga jenis konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict), yaitu: 1) Approach-approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain. 2) Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu tujuandan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagiorang yang mengalami konflik tersebut. 3) Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain. Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis konflik yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal.
 Suryanto ”Stress Management” Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
                                                       11

T. Hani Handoko memaparkan ada 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu :
·         Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seseorang individu menghadapi ketidakpastian terhadap pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.
·         Konflik antar individu dalam organisasi  yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaa-perbedaan kepribadian.
·         Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
·         Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok
·         Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara. 
5.  Cara Mengatasi Stres dan Konflik
*       a. Cara mengatasi stress
             Berikut ini beberapa tipe yang bisa dilakukan apabila seseorang menghadapi stres.
·         Ubahlah persepsi. Berilah makna baru terhadap suatu situasi. Bila seseorang mengalami kegagalan, katakan dalam diri orang tersebut bahwa ia masih memiliki kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru, dan bisa mengatasi kegagalan tersebut.
·         Ubahlah perilaku.Bila pekerjaan membuat stres dan akhirnya dapat menyebabkan perasaan yang tak nyaman atau tertekan, ubahlah perilaku kerja anda. Terimalah perubahan yang terjadi, dan beradaptasilah dengan situasi pekerjaan itu. 
T.Tani Handoko “Manajemen” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2003, Edisi 2, hal.349
                                                     
12
Beberapa tips berikut dapat kita coba untuk mengantisipasi dan mengatasi stres :
1.      Kenali diri kita agar tahu hal-hal apa saja yang bisa membuat dan memicu kita menjadi stres.Misalnya, ditegur atasan membuat kita merasa terganggu, udara panas, pekerjaan yang menumpuk dan sebagainya. Dengan mengetahuinya kita akan mampu menghandel diri sendiri menjadi lebih baik agar tidak ditegur bos, mampu mengatur pekerjaan agar tidak menumpuk, dan lain sebagainya
2.      Irama hidup yang teratur. Buatlah rencana harian, mingguan, bulanan dan cobalah konsisten dengan rencana tersebut agar apa yang kita inginkan dapat terwujud.
3.      Hindari spekulasi, Bila kita adalah orang yang sukar menerima hasil negatif, jangan berspekulasi. Lakukan saja hal-hal yang pasti hasilnya, sehingga hidup kita akan menjadi lebih tenang dan tidak khawatir.
4.      Membiasakan diri selalu hidup sehat.Hidup sehat berarti memiliki pola hidup yang sehat, hindari pemicu gangguan seperti makanan berlemak, , rokok, begadang, minuman keras, dan sebagainya. Gaya hidup yang tidak sehat membuat hidup kita rentan terhadap gangguan stress.
5.      Olahraga teratur, dengan berolahraga secara teratur akan melancarkan peredaran darah sehingga Anda pun menjadi lebih segar dan sehat. Tidak hanya itu, nutrisi yang dikonsumsi akan mengalir ke dalam tubuh lebih baik.
6.      Mendekatkan diri kepada TuhanYME.Ini poin terpenting dari semua poin di atas. Pasrah dan berserah diri kepada Tuhan YME akan membuat Anda lebih bisa menikmati hidup ini tanpa harus khawatir akan terkena stress.Yang tak boleh dilupakan juga adalah senantiasa berfikir positif terhadap segala sesuatu hal akan membuat jiwa dan rohani kita menjadi lebih sehat.  
             Menurut Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara ada 4 pendekatan terhadap stress kerja, yaitu :                                     
a.       Pendekatan dukungan social, dilakukan melalui aktifitas yang bertujuan memberikan kepuasan social kepada karyawan,
                                                             13
b.      Pendekatan melalui meditasi, yaitu berkonsentrasi kea lam pikiran, mengendorkan kerja otot, dan menenangkan emosi
c.       Pendekatan melaluiBiofeedback, yaitu pendekatan yang dilakukan melalui bimbingan medis.
d.      Pendekatan kesehatan pribadi, yaitu pendekatan preventif.Mendeteksi penyebab stress dan bentuk reaksinya ada 3 pola  dalam menghadapi
e.       stress, yaitu pola sehat, pola harmonis dan pola patologis. 
Sedangkan menurut T Handoko cara untuk mgurangi stress adalah dengan menangani penyebab-penyebab stress, merancang kembali pekerjaan-pekerjaan sehingga para karyawan mempunyai pilihan keputusan lebih banyak dan wewenang untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.
Lima terapi stress dalam Al-qur;an adalah sebagai berikut :
·         Mengerjakan Shalat dan Istiqamah dalam Shalat.
Hal ini ditunjukan pada Firman Allah SWT dalam surat Al-Ma’arij  ayat 22,23, dan 34.

Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, [70:22].
Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, [70:23].
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. [70:34]  
     Yang menjadi pertanyaan, shalat seperti apa yang dapat mencegah kita dari penyakit tersebut? Tentu saja shalat yang dilandasi dengan keimanan dan pengetahuan yang benar ttg shalat itu sendiri. Orang yang senantiasa mendirikan shalat, bukan hanya melaksanakan saja serta mengerti kandungan do’a di dalam shalat itu sendiri. Shalat tidak hanya sebagai rutinitas penggugur kewajiban, walau itu pun benar. Namun hendaknya kita pun tahu kebutuhan kita akan shalat. Cita-cita kita akan shalat. Adakah cita-
 

Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan” peneribit Rosda Karya Bandung, 2009, hal.156                                  14
cita kita dalam shalat? Tentu saja ada! Seperti hal umum lainnya, seperti kegiatan lainnya yang mempunyai cita-cita ke depan, tujuan yang hendak kita capai. Begitu pun dengan shalat, kita harus memiliki tujuan dan cita-cita ke depan. Kemudian dia menjaga, istiqamah dalam shalatnya tersebut.
                                                
·         Membiasakan bersikap peduli, Allah berfirman dalam surat Al-Ma’arij :
Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, [70:24].
Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), [70:25].
           Hendaknya senantiasa kita rajin memperhatikan mereka yang berada dibawah kita. “Undur man huwa aspala minkum walaa tandzur man huwa fauqakum,” Lihatlah mereka yang (keadaan dunianya) berada dibawah kita dan janganlah melihat mereka yang (keadaan dunianya) berada diatas kita. Begitulah Hadits menyarankan. Kenapa? Agar kita terhindar dari penyakit merasa selalu kekurangan dan agar kita tidak menyepelekan ni’mat yang telah diberikan Allah pada kita serta tentu saja kita terhindar dari penyakit keluh-kesah yang berimbas pada penyakit stres. Sekecil apapun harta yang kita miliki, jika kita membandingkannya dengan orang yg lebih rendah status sosialnya dengan kita, tentu kita akan merasa kaya, dan mendorong kita untuk senantiasa berbagi dengan mereka. Jika hal ini kita rasakan “merasa kaya” lalu menyisihkan bagian tertentu dari harta kita untuk mereka, Insya Allah kita terhindar dari penyakit ini.

·         Berdzikir dan mengingat-ingat hari pembalasan.

Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, [70:26].
Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. [70:27].
Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). [70:28].
                                                    15
          Sekecil dan sebesar apapun perbuatan kita, sekecil dan sebesar apapun yang kita lakukan, semuanya akan diperhitungkan dihari pembalasan nanti. Orang-orang yang senantiasa mengingat hari akhir, hari dimana segala perbuatan dipertanggungjawabkan tentu dia tidak akan merasa segala kegagalannya di dunia begitu berarti, karena yang dia harapkan adalah balasan disisi Allah dihari akhir nanti.
·         Memelihara syahwat.


Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, [70:29].
Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. [70:30].
Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. [70:31].
Nafsu adalah suatu hal yang normal ada pada setiap manusia. Islam tidak mengajarkan untuk membunuh nafsu, namun Islam mengatur bagaimana agar nafsu tersebut termenej dengan baik, agar tidak keluar dari jalurnya, agar tidak melampaui batas yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Orang yang mampu memenej syahwat dan menyalurkannya pada jalan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya (pernikahan) dia akan merasa lebih aman, tenang dan tentram. Hidupnya tidak dibayangi ketakutan dan rasa bersalah telah melampiaskan syahwatnya ditempat yang bukan semestinya. Orang yang merasa aman, tenang, dan tentram tentu dia akan terhindar dari penyakit stres ini.
·         Menjaga Janji dan amanat.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. [70:32].
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. [70:33]. 
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Gema Risalah Press, Bandung
                                                       16
2.Cara mengatasi konflik
Menurut Stevenin terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan sebagai berikut: 1).Pengenalan, Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
           2). Diagnosis, Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkman perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal yang sepele.3).Menyepakatisuatu solusi, Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.4).Pelaksanaan,Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.5).EvaluasiPenyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
              Stevenin juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:
1). Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaiknya.2). Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.3). Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakankesempatanyangterbesar.
              Wijono strategi mengatasi konflik, yaitu:
1. Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict), untuk mengatasi hal ini diperlukan paling tidak tujuh strategi, yaitu:
                                                                     17
            a).Menciptakan kontak dan membinahubungan.b)Menumbuhkanrasapercaya dan penerimaan. c).Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri. d).Menentukan tujuan. e).Mencari beberapa alternatif. f). Memilih alternatif. g).Merencanakan pelaksanaan jalan keluar.
            2. Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)
Untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:
                        a) Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy) 
                        Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:  1).Arbitrasi (Arbitration),Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.  2). Mediasi (Mediation), Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.                                 
                    b). Strategi Menang-Kalah(Win-Lose Strategy),
                     Dalam strategi menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan. Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy dapat melalui: 1). Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence). 2). Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari
18
                     terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity). 3). Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers). 4). Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits). 5). Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi                     yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
                 c).StrategiMenang-Menang(Win-WinStrategy),
                     Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkanorang. Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
1). Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak. 2). Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik.
  1. Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
    Ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah: a). Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach).
19
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara menggunakan hirarki struktural (structural hierarchical)
b) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention in Lateral Conflict). Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.
c) Pendekatan Sistem (System Approach). Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul. Pendekatan ini menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi dalam suatu organisasi.
d) Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization). Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.
5.  Cara mengatasi  Stres dan Konflik yang dikaitkan dengan pendidikan Islam.
                Kita ketahui bersama bahwa dalam suatu lembaga pendidikan komponen-komponen lembaga pendidikan pasti akan mengalami stress dan konflik. Suatu
20
       lembaga perlu adanya konflik, namun bukan berarti suatu lembaga harus terus menerus konflik. Bebarapa cara untuk mengatasi stress dan konflik dalam lembaga pendidikan, yaitu :
a.       Memperjelas tugas masing-masing komponen lembaga pendidikan yang sesuai dengan job diskription. Dengan tugas yang jelas setiap komponen lembaga akan berusaha semaksimal mungkin menuntaskan tugas dan tidak mengerjakan tugas milik temannya. Sering kali terjadi konflik karena salah pengertian akan tugas  masing-masing komponen. Guru yang terlalu banyak menerima beban akan mengalami stress dengan stress tersebut akan merugikan terhadap lembaga.
b.      Memberikan penjelasan kepada setiap  komponen lembaga untuk bekerja dengan hati-hati, dan meminta saran kepada teman kerja atau kepala Madarasah apabila terjadi permasalahan yang menyangkut lembaga. Jangan sampai terjadi masalah keluarga dibawa ke Madrasah sebab nantinya yang akan menjadi sasaran kemarahan adalah anak didik dan mengakibatkan kurang harminisnya hubungan antar sesame komponen lemabaga pendidikan
c.       Mendekatkan diri kepada Allah SWT.sebab tidak ada orang didunia ini kan lepas dari stress dan konflik. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan bisa mengobati stress dan konflik kita.












21
C. KESIMPULAN
    1. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang  diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan dengan kenyataan apa yang diharapkan.
    2. Unsur-unsur Stres, yaitu:  Stressor, The Stressed, Transaction. Unsur-unsur Konflik, yaitu:1). Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan. 2). Paling tidak timbul pertentangan 3). Munculnya interaksi yang seringkali ditandai  oleh  gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapatmemperolehkeuntungan.4).Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut. 5). Munculnya ketidakseimbangan
            3. Sebab-sebab Stres, yaitu : Penyebab stress dari dalam ( on-the    job)    dan    penyebab stress dari luar (of-the job). Faktor penyebab konflik adalah : 1).Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. 2).Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.3).Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. 4). Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
                          4. Jenis-jenis Stres. Yaitu : a) Frustrasi. b) Konflik.  c) Perubahan. d)Tekanan (Pressure). Konflik dibedakan menjadi 5 macam : a) Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)). 2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank). 3) Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa). 4). Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara). 5) Konflik antar atau tidak antar agama.
          5. Cara mengatasi stress ada dua, yaitu : a)  Ubahlah persepsi. b) Ubahlah
22
               perilaku. Lima langkah mengatasi  dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan yaitu : a). Pengenalan . b). Diagnosis, c).Menyepakatisuatu solusi. d) Pelaksanaan.e)Evaluasi
           6. Cara mengatasi stres dan konflik yang dikaitkan dengan lembaga pendidikan, yaitu :  a).Memperjelas tugas masing-masing komponen lembaga pendidikan yang sesuai dengan job diskription. b).Memberikan penjelasan kepada setiap  komponen lembaga untuk bekerja dengan hati-hati, dan meminta saran kepada teman kerja atau kepala Madarasah apabila terjadi permasalahan yang menyangkut lembaga. c).Mendekatkan diri kepada Allah SWT.sebab tidak ada orang didunia ini kan lepas dari stress dan konflik.













23

DAFTAR PUSTAKA
T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2
Dr.AA.Anwar Abu mangku Negara, “Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan” peneribit Rosda Karya Bandung, 2009,
Suryanto ”Stress Management” Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

J
urnal Manejemen “Manejemen Konflik: Definisi, ciri, Sumber, dampak dan strategi mengatasi konflik.(http://jurnal-sdm-blogspot.com/search/label/Manajemen Konflik.)
T.Tani Handoko “Manajemen Personalia dan Sumberdaya manusia” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2001, Edisi 2,
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta:PTPrenhallindo                                                                             

T.Tani Handoko “Manajemen” Penerbit    Universitas    Gajah    Mada, Yoqyakarta 2003, Edisi 2, Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Gema Risalah Press, Bandung

                                                                 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar